Kamis, 10 Desember 2009

Pengaruh MLM Terhadap Perilaku Konsumen

Konsep bisnis yang dikembangkan disebut "Waralaba". Sebuah konsep bisnis dengan filosophy "Lebih baik dapat keuntungan 1% dari 100 usaha, dari pada 100% hanya dari 1 usaha". Para pemilik waralaba menyadari bahwa memiliki keterbatasan tenaga dan waktu untuk mengembangkan bisnis sendirian, juga resiko yang sangat tinggi. Oleh karena itu mereka membagi hak usaha pada orang lain dengan pembagian keuntungan tertentu, tanpa harus mengelola usaha itu secara langsung. Sehingga dengan mengeluarkan tenaga dan waktu yang sama, para pemilik bisnis waralaba dapat mengembangkan usahanya menjadi tak terbatas. Demikian juga resikonya, tidak ditanggung sendirian tapi dibagikan. Dalam sekala mikro, yaitu mengenai Penghasilan / Pendapatan, konsep waralaba ini lebih dikenal sebagai Leverage Income, BISNIS JARINGAN (Network Marketing). Dengan mengembangkan bisnis jaringan, tujuan utamanya adalah bagaimana bisa mendapatkan "LEVERAGE INCOME".

Perbedaan antara konsep bisnis mlm dengan konvensional memiliki keunggulan dan kelemahan sebagai berikut : Keunggulannya adalah resiko tidak ditanggung sendiri dapat direlokasi dan mendukung portabelitas. Kelemahannya adalah biaya lisensi relativ mahal, delay yang besar dan keamanan data (kerahasian) kurang terjamin (kelemahan ini dapat diatasi misalnya dengan mencari tahu tentang kebenaran keuangan perusahaan secara transparant).

Di balik itu semua, MLM juga memiliki dampak positif dan negatif. Yang secara tidak langung baik disadari ataupun tidak mempengaruhi perilaku konsumen baik dari cara hidup, kebiasaan, tingkah laku, cara fikir dll. Dampak negatif MLM : Dari segi ekonomi bisnis MLM ada juga yang tidak membayar pajak. Di mana hal ini sangat merugikan pemerintah. Dari segi sosial dan budaya, masyarakat indonesia khususnya kalangan remaja mulai terpengaruh gaya hidup masyarakat luar negri yang mana banyak yang bertolak belakang terhadap norma-norma yang ada pada bangsa indonesia. Dari segi politik. Dikenal jaringan MLM (Multi-level Marketing, walau pun menggunakan istilah “level” tapi tidak sama pengertiannya dengan level-level struktural pada sistem organisasi konvensional), pada mulanya dikonsepkan untuk menerapkan sistem jaringan tapi kemudian terjebak dalam struktur birokrasi pemerintahan. Dampak positif MLM : Dari segi ekonomi, memberi pasif income bagi yang telah menjalankan bisnis MLM dengan mengembangkan jaringan yang besar. Dari segi sosial budaya, banyaknya informasi kepada masyarakat berbagai konsep bisnis. Serta membentuk cara berfikir yang lebih moderen. Perkembangan MLM memiliki kelemahan dan keunggulan serta memiliki dampak positif dan juga negatif terhadap prilaku konsumen, ini semua tergantung bagai mana cara kita agar lebih bijak dalam memenfaatkan perkembangan bisnis MLM yang ada.

Nama : Katherine Fernanda Gunawan
Kelas : 3EA10
NPM : 11207246
Mata Kuliah : Perilaku Konsumen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar